PLN Siapkan Strategi agar Ibu Kota Baru Bebas dari Mati Listrik
PT PLN (Persero) tengah membahas penyediaan skema kelistrikan di tempat ibukota baru, yang terdapat di Kabupaten Penajem Paser Utara serta Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Perseroan sedang menyiapkan taktik supaya tempat itu dapat bebas dari pemadaman listrik.
Direktur Usaha PLN Regional Sulawesi serta Kalimantan Syamsul Huda, faksinya sekarang ini masih sesuaikan program kerja yang dibikin sama Kementerian Rencana Pembangunan Nasional/Tubuh Rencana Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).
Perseroan dikatakannya sudah diundang seringkali untuk mempersiapkan keperluan listrik di ibukota baru. Ada banyak ketetapan dalam melistriki daerah itu, seperti pengadaan sumber minimum 39 % harus berawal dari pembangkit berbasiskan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Ada rambu-rambu, di mana di situ dikuasai EBT, kami telah coba untuk penuhi. Dari sisi di situ memang benar ada kekuatan PLTA yang lumayan besar yang dapat diarahkan ke ibukota baru. Dari sisi ada juga beberapa PLTA yang kita dapat bangun di seputar ibukota baru," tuturnya dalam session teleconference, Jumat (23/10/2020).
Disamping itu, Syamsul menambah, rambu-rambu selanjutnya yang penting jadi perhatian PLN ialah bagaimana sediakan listrik tiada padam di ibukota baru. Menurut dia itu bukan mustahil, karena sekarang ini Istana Negara di Jakarta saja listriknya belum pernah padam.
"Kita pengin yang belum pernah padam kelak. Bukan hanya istananya, tetapi teritori ibukota baru semuanya belum pernah padam," tutur ia.
Syamsul sampaikan, triknya sebetulnya sederhana serta seperti yang dilaksanakan di Istana Merdeka, Jakarta. Yaitu dengan bukan hanya memercayakan 1 sumber saja, atau harus ada banyak sumber tegangan yang sama-sama dapat menyokong.
ada clement dibalik gareth bale "Masalah selalu ada. Tetapi kami usahakan mitigasi imbas dari masalah itu agar tidak menyebabkan semua konsumen setia PLN di ibukota baru listrinya padam," papar Syamsul.
Dalam pembangunan jaringan listrik di ibukota baru, dia meneruskan, PLN pun tidak menggunakan kabel yang tidak cantik seninya. Hingga perseroan akan membuat jaringan listrik bawah tanah.
"Namun sebab wabah gemanya cukup kering, kita telah cukup lama tidak bekerjasama masalah lanjutan gagasan pembangunan keliatrikan di situ. Sebab kita masih repot bagaimana dapat menangani wabah ini. Kemudian jika contoh akan diteruskan, PLN tidak tinggal diam, PLN akan men-support," katanya.
PT PLN (Persero) lagi memburu pembangunan 2 jaringan transmisi bertegangan 150 kV di Sulawesi Barat (Sulbar), yaitu jaringan transmisi 150 kV Mamuju–Topoyo serta Topoyo–Pasangkayu.
General Manajer PLN UIP Sulawesi Sisi Selatan (Sulbagsel) I Putu Dandana menjelaskan, pemercepatan pembangunan ini dilaksanakan jadi usaha menyiapkan Sulbar serta Sulawesi tengah (Sulteng) jadi propinsi penyangga untuk Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur.
"Segi barat Pulau Sulawesi serta Kalimantan Timur cuman dipisah sama Selat Makassar. Yang akan datang, pasti Sulbar serta Sulteng bisa menjadi penyangga untuk Ibu Kota Baru yang ada di Kalimantan Sisi Timur. Industri, usaha serta pusat pemerintah yang akan datang di situ pasti memerlukan suplai listrik yang ideal. Maka dari itu kami sedang sediakan dari saat ini," terangnya, Kamis (20/8/2020).
Ke-2 jaringan transmisi yang mempunyai trek sejauh 181 Km ini dibuat dalam rencana tingkatkan keunggulan serta suplai listrik untuk Kota Palu serta segi barat Sulteng saat dirundung musibah gempa, tsunami serta likuifaksi 2018 lalu.
Tidak itu saja, beberapa tapak tower di skema kelistrikan Sulteng yang ada sekarang ini, Jaringan Transmisi Poso-Sidera, ada pada keadaan riskan terserang abrasi sungai. Ditambah lagi akses yang susah untuk dilaksanakan perawatan, karena itu kedatangan ke-2 jaringan transmisi itu bisa menjadi back up buat jaga suplai listrik yang handal untuk Sulteng.
"Meskipun situasi wabah, kami lagi berusaha menyelesaikan pembangunan 2 jalan transmisi ini sebab sekarang ini skema kelistrikan di Sulawesi tengah cuman di supply dari Poso. Hingga supply listrik dari arah selatan Sulawesi benar-benar diperlukan," papar Putu.
Puti mengharap, project ini dapat selesai di September 2020. Ke-2 jaringan yang mempunyai 534 keseluruhan tower itu dikatakannya akan tingkatkan kualitas tegangan di Mamuju tengah, mengingat situasi tegangan yang ada sekarang ini masih kerap turun saat capai beban pucuk.
"Perkembangan fisik rerata dari ke-2 pembangunan ini telah capai 80 %. Meskipun di sejumlah tempat masih ada sedikit masalah sosial, kami mengharap itu tidak mengusik jalannya pekerjaan ini. Terima kasih kami berikan atas sinergitas warga serta Forkopimda yang sudah serta lagi aktif memberikan dukungan kelancaran pembangunan ini," katanya.